Hi, venners!
Di jaman digital seperti sekarang, ternyata banyak banget loh tes kepribadian yang bisa menunjang minat & bakat kamu!
Seperti hal-nya test golongan darah atau test zodiak yang mana sering muncul di social media kita semua, test MBTI juga punya peran penting loh. Khususnya berkaitan dengan kecerdasan.
Pertama, jika test zodiak berpengaruh pada pola tingkah laku seseorang dalam hal asmara,
Kedua, jika test golongan darah tentu saja berpengaruh kepada pola hidup dan kesehatan seseorang,
Maka yang ketiga, test MBTI sendiri sangat berpengaruh pada jenis kepribadian yang kamu miliki loh, sobat!
Jadi, sebenernya apa sih MBTI itu?
A. Dikutip dari The Atlantic, tes MBTI merupakan serangkaian ujian kepribadian yang ditemukan pertama kali oleh Katharine Cook Briggs dan anaknya, yakni Isabel Briggs Myers pada tahun 1942. Maka dari itu, hal tersebut beririsan dengan akronim dari MBTI itu sendiri, yaitu “Meyers-Briggs Type Indicator.”
Tes ini bertujuan untuk menganalisis indikator kepribadian seseorang. Selama ini orang-orang biasanya hanya mengetahui kepribadian introvert dan extrovert saja kan? Nah, sedangkan di MBTI ini terdapat delapan dikotomi kategori perilaku seseorang, yang tediri dari:
(I) = Introversion
(E) = Extraversion
(N) = Intuitive
(S) = Sensory
(T) = Thingking
(F) = Feeling
(J) = Judging
(P) = Perceiving
Dari delapan dikotomi kategori itu, kita bisa mengambil sampel sebanyak 16 kepribadian yang dimiliki oleh setiap orang. Dikutip dari Live Science, sebanyak 1,5 juta orang melakukan tes MBTI per tahun-nya loh! Tentu saja permintaan membludak ini dikarenakan tes MBTI sangat cocok bagi mereka yang masih bingung mengenai minat-bakat yang dimilikinya serta untuk keperluan perekrutan dan lowongan kerja.
Lantas, jika begitu apakah benar jika kecerdasan kita bergantung kepada MBTI yang kita miliki?
Kecerdasan sendiri terbagi menjadi dua bagian, yakni ada yang disebut dengan kecerdasan Emosional dan Kecerdasan spiritual. Output akhirnya ini akan sangat berkaitan dengan perilaku seseorang, dalam contoh kali ini terjadi pada pelajar di lapangan misalnya.
Untuk yang pertama, pengertian Kecerdasan emosional adalah kemampuan maupun kualitas emosional yang menunjang keberhasilan diri dalam meraih cita, hal ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 oleh seorang psikolog yang bernama Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University Of News Hampshire. Lalu, jika kita telusuri lebih lanjut nih, apa saja sih yang terdapat dalam output kecerdasan emosional?
Kecerdasan emosional sendiri terdiri dari:
- Empati (kepedulian),
- Mengungkapkan serta memahami perasaan,
- mengendalikan amarah,
- kemandirian,
- kemampuan beradaptasi,
- problem solving atau decision making saat menghadapi suatu masalah antar pribadi (khususnya),
- ketekunan,
- kesetiakawanan,
- keramahan, dan
- sikap hormat
- Sedangkan kecerdasan spiritual merupakan satu jenis kecerdasan yang lebih berkaitan dengan pencerahan jiwa. Istilah ini ditemukan oleh Danar Zohar & Ian Marshall pada pertengahan tahun 2000. Zohar & Marshall (2001) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual ini akan sangat berpengaruh dengan IQ & EQ seseorang.
- Orang yang mempunyai kecerdasan spritual yang tinggi pasti akan selalu memaknai hidupnya dengan aura positif yang dapat berpengaruh kepada perilaku positifnya di kehidupan sehari-hari juga.
Menurut Agustian (2001) terdapat beberapa prinsip kecerdasan spiritual, yaitu:
a). Prinsip Bintang
b). Prinsip kepercayaan (Malaikat)
c). Prinsip kepemimpinan
d). Prinsip pembelajaran
e). Prinsip Masa Depan
f). Prinsip keteraturan
- Semua kecerdasan spiritul dan emosional yang telah disebutkan diatas pada akhirnya dapat mempengaruhi sistem kerja otak seseorang yang output hasilnya adalah perilaku belajar dalam proses meraih citanya.
- Dari hasil penelitian Daniel Goleman (1995 & 1998) membuktikan bahwa kecerdasan intelektual dapat dipastikan hanya berkontribusi sebanyak 20% terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sedangkan sisa dari 80% tersebut sangat bergantung kepada emosi, kecerdasan sosial beserta kecerdasan spiritualnya.
- Kesimpulannya, ternyata MBTI tidak serta-merta berpengaruh kepada kecerdasan seseorang. MBTI merupakan media untuk mengetahui apa jenis kepribadian yang seseorang miliki dan minat-bakat yang menurutnya menarik, bukan sebagai perantara penguji kecerdasan. (Jurnal Riset Akuntansi, Vol.6 No.1, 2016). Kesuksesan seseorang justru bergantung kepada dua macam kecerdasan yang telah dijelaskan di atas. Kecerdasan dapat diwujudkan karena adanya proses pemahaman dan belajar yang dilakukan secara terus menerus hingga menjadi satu pola kebiasaan yang otomatis dan spontan. Perilaku inilah yang dapat mempengaruhi prestasi maupun kecerdasan seseorang (Hanifah & Syukriy, 2001).
Sedangkan menurut Suwardjono (2004), perilaku belajar sendiri terdiri atas;
1. Kebiasaan mengikuti pembelajaran
2. Tingkat literasi atau kebiasaan membaca buku
3. Tingkat kunjungan ke perpustakaan
4. Kebiasaan menghadapi Ujian.
Sumber:
- http://eprints.undip.ac.id/26538/1/JURNAL.pdf
- https://web.archive.org/web/20180413224247id_/http://ojs.unmas.ac.id/index.php/JUARA/article/viewFile/576/538
Penulis: Nisrina Nuraini
Edvan Global Link,
Your Education and Career Planning Partner