Banyak yang bilang menjadi dewasa itu berat, sulit, katanya lebih asyik jadi anak kecil lagi. Hmmm, bener ga sih Venners? Kalo kamu gimana sekarang? Kamu juga sedang mengalami masa transisi itu kan? Dulu kalo ke sekolah pake baju putih abu-abu, sekarang bahkan udah ga sekolah lagi.
Hari ini, kamu mungkin sedang menyiapkan ujian tes masuk perguruan tinggi. Sebagian lagi, mungkin masih berkutat kebingungan mau dibawa kemana karier dan tujuan hidup ke depannya. Semangat ya, Venners!
Yap, kamu harus semangat karena di masa ini kamu mungkin akan bertemu dengan si Emerging Adulthood ini. Yah, sudah pasti!
Emerging Adulthood adalah masa transisi peralihan usia remaja menuju dewasa, bisa terjadi di usia 18-29 tahun. Masa ini menjadi masa yang rentan karena kamu mungkin akan mengalami krisis, terutama saat kamu ga siap untuk hidup di dunia sosial yang lebih luas dari sekadar keluarga dan sekolah.
Sebelum kita membahas mengenai krisis yang mungkin akan terjadi nanti, baiknya kita mengenal terlebih dahulu lima ciri dari Emerging Adulthood ini: (Arnett, 2004)
- Identity Exploration
Ciri yang satu ini menjadi ciri utama dari masa Emerging Adulthood. Di masa ini kamu akan banyak mengeksplorasi diri, khususnya tentang karier dan cinta. Kamu akan banyak mempelajari keduanya dari berbagai sudut pandang dunia. Memang, waktu SMP atau SMA kamu mungkin pernah menjalani kisah cinta, namun biasanya itu hanya sementara atau istilahnya cinta monyet. Tapi di masa ini, hubungan biasanya akan lebih intim.
- Age of Instability
Berkaitan dengan eksplorasi diri tadi, di masa-masa ini kamu akan mengalami ketidakstabilan. Misalnya, pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dari satu hati ke hati lain, atau bisa saja dari satu kepercayaan ke kepercayaan lainnya. Ini bisa terjadi karena mereka mempertanyakan pilihan mereka pada eksplorasi diri tadi.
Alhasil, individu merasa kurang sesuai atas apa yang ia dapatkan. Makanya, ga sedikit loh yang lagi kuliah terus nanya, “gue ga salah jurusan apa ya?”
- The Self-Focused
Di usia ini, kamu tidak lagi banyak mengedepankan ego, kamu akan menghargai berbagai sudut pandang. Karena itu, kamu akan membuat keputusan sendiri. Waktu SMA dulu mungkin semua keputusan ada di tangan orang tuamu. Tapi kini, meski kamu udah ga egois, kamu merasa keputusan sudah harus ditangani sendiri.
- Feeling in Between
Ketika usiamu menginjak 18 tahun ke atas, kamu tidak lagi mau disebut remaja karena merasa sudah mempunyai tanggung jawab dan kebebasan memutuskan suatu hal. Disisi lain, kamu juga tidak akan sanggup disebut dewasa karena belum mempunyai kemantapan soal karier dan pilihan hidup.
- Possibilities
Karena merasa sudah memiliki kebebasan, kamu akan cenderung memiliki harapan dan ekspektasi yang besar atas hidupmu. Ingin menggapai cita-cita, punya gaji yang gede, hidup dengan kekasih tercinta, dan banyak harapan lainnya. Kamu akan mulai merubah diri dan mengambil semua peluang yang ada untuk mencapai ekspektasi yang kamu lukiskan itu.
Nah, itu tadi adalah ciri-ciri dari Emerging Adulthood, gimana nih, apa aja yang udah kamu alamin?
Venners, meski tadi dalam eksplorasi diri bicara soal cinta, masa eksplorasi diri ini ternyata ga selalu menyenangkan. Kamu akan dihadapkan dengan banyak pilihan dan kebingungan. Bingung mau kerja dimana, pilih jurusan apa, belum lagi penolakan dan ekspektasi yang berlebihan akan membuat kamu cemas akan masa depanmu. Makanya, ga sedikit individu yang mengalami kebingungan peran.
Masalah yang mungkin akan kamu hadapi adalah permasalahan hubungan dengan orang tua atau keluarga, harapan akan masa depan yang masih samar, hasrat hubungan romantis yang tidak tercapai, atau kepercayaan agama yang belum lagi genap. Makanya, ga sedikit dari kita yang mengalami kebingungan peran.
Belum lagi, seperti dikutip dari ambreassociates.com, masa peralihan ini bisa berlangsung bertahun-tahun lamanya bahkan bisa satu dekade lho, Venners. Masalah kesehatan mental menjadi rentan dialami oleh remaja akhir dan awal dewasa ini. Seperti kecemasan, depresi, bahkan kecanduan narkoba sekalipun.
Meski begitu, Venners, kamu ga perlu khawatir ya! Kamu tidak sendiri! Jangan panik dan tergesa-gesa, nikmati setiap prosesnya ya! Jika dalam perjalanan kamu merasa terlalu jahat atau egois, tidak apa! Fokus pada diri sendiri bukanlah hal yang egois, apalagi jika itu untuk kebaikanmu.
Mulailah mencari lingkungan pertemanan yang baik agar kamu juga mendapat support system yang positif. Terakhir, jangan pernah membandingkan diri kamu dengan orang lain, ya. Semua orang punya fasenya masing-masing. Semangat, Venners!
Referensi:
Ambre, Denise. (2021). “Emerging Adulthood: The Struggle Is Real (but Manageable)” ambreassociates.com.
Arini, Diana Putri. (2021). EMERGING ADULTHOOD : PENGEMBANGAN TEORI ERIKSON MENGENAI TEORI PSIKOSOSIAL PADA ABAD 21. Jurnal Ilmiah PSYCHE, 15(1), 11-20.
Penulis: Lugina Nurul Ihsan
Edvan Global Link,
Your Education and Career Planning Partner