Featured Image (Kuasai 7 Soft Skill Ini Sebelum Study Abroad)

Kuasai 7 Soft Skill Ini Sebelum Study Abroad

Menetap beberapa waktu di negeri orang tentunya harus memiliki persiapan yang matang. Perbedaan budaya, lifestyle, dan bahasa harus disikapi secara bijak. Pastikan kamu dapat beradaptasi dengan baik agar dapat berbaur dengan lingkungan sekitar dengan menguasai soft skill penting ini, ya!

1.  Self-Confidence

Rasa percaya diri terbentuk dari proses sosialisasi yang dilewati seseorang semasa hidupnya. Dalam sosialisasi, pendidikan karakter, moral, keterampilan, dan etika dapat dibentuk, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

Perlu disadari, rasa percaya diri harus dibangun dimulai dari diri sendiri. Dengan begitu, seseorang akan lebih mudah mengendalikan berbagai hal karena sudah menerima diri sendiri dan keadaan.

Kemampuan ini juga dapat memberi pengaruh positif terhadap perkembangan diri, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan asing. Percaya diri seringkali disinggung sebagai salah satu soft skill yang wajib dimiliki di manapun kita berada karena kemampuan ini dapat membuat seseorang memiliki motivasi yang besar, menyadari dan menerima kekurangan serta kelebihan diri, juga membangun ketahanan yang kuat untuk menghindari kegagalan, kecemasan, dan ketakutan.

2.  Open-Mindedness

Open minded adalah berpikiran terbuka. Kemampuan ini merupakan suatu karakteristik diri yang melibatkan penerimaan beragam ide, argumen, dan informasi. Berpikiran terbuka dianggap sebagai kualitas positif yang tertanam dalam diri karena memerlukan cara berpikir kritis dan rasional untuk melakukannya.

Berpikiran terbuka bukan berarti menerapkan semua ideologi yang Anda terima, tapi mempertimbangkan perspektif lain dan berusaha untuk berempati terhadap orang lain. Bahkan, ketika Anda tidak setuju dengan mereka.

Kebalikan dari pikiran terbuka adalah dogmatis atau pikiran tertutup. Biasanya, para penganut dogmatis cenderung tertutup terhadap suatu informasi atau pendapat yang bertentangan dengannya. Hal ini terjadi karena mereka hanya mempertimbangkan sudut pandang mereka sendiri dan tidak mau menerima gagasan lain.

Sulit untuk melihat berbagai faktor yang berkontribusi terhadap suatu masalah, jika Anda tidak terbuka terhadap ide dan perspektif lain. Dalam dunia yang semakin berkembang, menganggap perspektif dan ide lain adalah penting agar dapat menemukan keputusan yang solutif bagi kesejahteraan banyak orang. Dengan demikian, open-minded merupakan bagian penting dari pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.

3.  Communication

Kemampuan berkomunikasi kian digandrungi semua orang. Selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, komunikasi kini semakin digencarkan untuk meningkatkan kualitas diri. Bahkan, beberapa perusahaan menilai kelayakan calon pekerja dari cara berkomunikasinya.

Dengan berkomunikasi, kita dapat memahami dan dipahami oleh orang lain. Selain itu, komunikasi melibatkan empat keterampilan berbahasa, yakni berbicara, mendengar, menulis, dan membaca.

Keterampilan ini menjadi semakin penting sejak masa pandemi. Kegiatan yang terhalang oleh jarak pun dapat diatasi dengan adanya komunikasi. Bahkan, komunikasi dapat membawa berbagai edukasi dan informasi. Maka dari itu, kuasai kemampuan ini untuk bekal perkuliahanmu di luar negeri.

4.  Social Networking

Social Networking merupakan pengelompokan individu menjadi suatu kelompok tertentu, seperti komunitas kecil atau lingkungan. Perkembangan teknologi yang begitu canggih, memperluas jejaring sosial ini, sehingga terdapat jejaring sosial berupa media sosial.  

Meskipun tidak semua orang menyukai social networking, tapi soft skill ini sangat dibutuhkan di era digitalisasi karena dapat mengembangkan lingkup pertemanan lebih luas lagi juga membuka peluang besar dalam hidup kita.

Semakin luas jangkauan relasi, semakin sering Anda menemukan orang yang memiliki pandangan yang sama atau berbeda. Mereka ini dapat memperkaya informasi dan memberikan kesempatan besar dalam hidupmu. Contohnya lowongan pekerjaan, promo, peluang bisnis, dsb.

5.  Leadership

Leadership diartikan sebagai suatu proses sosialisasi dengan memberikan pengaruh sosial. Kegiatan itu dilakukan dengan memaksimalkan upaya orang lain menuju pencapaian suatu tujuan. Perlu diingat, kemampuan ini tidak hanya dimiliki para pemimpin, tetapi juga dimiliki semua orang yang dapat memotivasi sekitarnya untuk mencapai sebuah tujuan. Seorang pemimpin tidak hanya fokus pada tugas dan strategi, tetapi juga memerhatikan moral dan hubungan.

Untuk menguasai kemampuan ini, Anda harus bijaksana dalam menghadapi berbagai hal. Gunakan nalar dan logika untuk memutuskan suatu keputusan bagi kepentingan banyak orang. Seorang pemimpin juga harus berjiwa sosial. Artinya, ia mampu menjadi panutan karena karakter baiknya dan kepeduliannya terhadap sesama.

Pastikan Anda memiliki keberanian dalam mengambil tindakan dan risiko karena seorang pemimpin harus berhasil membawa anggotanya mencapai tujuan. Terakhir, sebagai seorang pemimpin, Anda harus tegas dalam menentukan keputusan serta menjalankannya, sehingga perusahaaan dapat berfungsi secara optimal dan tim Anda tidak merasa dirugikan.

6.  Perseverance

Perseverance didefinisikan sebagai suatu kegigihan dalam mengerjakan atau mengejar sesuatu tanpa membutuhkan validasi eksternal. Dalam risetnya, Duckworth menemukan hubungan bahwa kegighan lebih berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang dibandingkan dengan intelligence quotient (IQ).

Dr Carol S. Dweck dalam bukunya Mindset: Changing The Way You Think To Fulfil Your Potential menambahkan, growth mindset merupakan pola pikir seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangkan. Ia akan punya keinginan untuk memperbaiki diri. Jika diberikan tantangan, ia akan coba melaluinya dengan penuh keyakinan.

Dimensi perseverance sendiri adalah perjalanan panjang seseorang dalam bertahan dan berjuang mencapai tujuan, apapun tantangan atau hambatan yang dihadapinya. Bagi mereka yang memiliki pemikiran berkembang akan cenderung lebih mindful – sadar dan memberikan perhatian penuh terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi.

Pola pikir ini membuat mereka percaya bahwa kerja keras meningkatkan bakat dan kehalian dapat digunakan untuk melawan berbagai tantangan yang ada. Dengan pola pikir growth, menurut Dweck, seseorang meyakini bahwa intelegensi dapat terus dikembangkan, sehingga seseorang akan terdorong untuk terus belajar, berani menghadapi tantangan, terus berusaha, dan mampu mengambil pelajaran dari kesuksesan orang lain.

7.  Problem-Solving

Problem solving adalah sebuah kemampuan untuk mencari solusi atas segala sesuatu yang menghambat tujuanmu. Kamu sangat disarankan menguasai kemampuan ini karena semakin baik kamu menguasai skill ini, semakin cepat dan efektif pula persoalanmu selesai. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

Skill ini penting untuk diasah. Kamu perlu tahu, di luar negeri banyak metode pembelajaran yang melibatkan diskusi (FGD), study case, atau kamu langsung berhadapan dengan masalah tersebut lewat penugasan atau internship.

Cleverism & Institute of Chartered Accountants in England and Wales, memaparkan beberapa alasan kenapa kamu harus menguasai skill ini!

8. Bukti Mampu Terapkan Ilmu

Dalam suatu proses belajar, analisis digunakan untuk memahami konteks pembicaraan, mencari masalah, dan solusinya. Sayangnya, tiap konteks masalah punya solusi yang berbeda-beda. Nah, realitanya, persoalan punya aneka ragam konteks. Secara otomatis, pemilihan solusinya juga berbeda.

Dengan demikian, kamu perlu menguasai skill pemecahan masalah sebagai bukti bahwa kamu menguasai teori dan lebih lanjut dapat kamu buktikan melalui praktik langsung.

9. Menarik Perhatian Pihak Beasiswa/Kampus

Untuk memecahkan masalah, kamu harus melewati beberapa tahapan mulai dari analisis, kreativitas, manajemen proyek, serta bahkan kolaborasi. Dengan seperti ini, pihak terkait akan lebih tertarik karena kamu dapat menyelesaikan suatu persoalan.

Itu dia soft skill yang diperlukan untuk berkuliah di luar negeri. Ga hanya itu lho! Soft skill ini juga penting untuk dimiliki agar bisa survive di pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Yuk kembangkan soft skillmu dari sekarang dan share info ini biar makin banyak yang termotivasi ya!

Penulis: Widi Suryati