[flexy_breadcrumb]
Featured Image (Dikotomi Kendali Ala Filosofi Teras_ Mencoba Berdamai dengan Keadaan)

Dikotomi Kendali Ala Filosofi Teras: Mencoba Berdamai dengan Keadaan

Saat melihat judul tadi, apa sih yang kamu pikirkan, Venners? Atau apa nih yang ingin kamu tau? Kamu sedang mengalaminya, ya? Ingin berdamai dengan diri sendiri dan keadaan kamu saat ini? 

Hmmm, ngomong-ngomong soal berdamai, apakah kita akan bahas self-love disini? Gaya hidup baru yang lagi rame digonjar-ganjirkan itu hehehe. Self-love itu emang penting, Venners.. tapi yang satu ini juga ga kalah pentingnya!

Sebelum itu, apa sih filsafat itu? Filsafat berasal dari kata philoshopia yang berarti mencintai kebijaksanaan. Filosofi teras, sebagaimana aliran filsafat lainnya, filosofi ini juga berkaitan tentang bagaimana kamu memandang kehidupan secara bijaksana. Jadi, ga cuma memandang diri kita dengan baik, kita juga perlu memandang kehidupan ini dengan cara yang benar. Kalo benar sudah pasti baik, kan?

Nah, dalam filosofi teras ini ada yang dinamakan prinsip dikotomi kendali. Dikotomi kendali ini cocok untuk diterapkan semua orang khususnya bagi kamu yang suka mengutuk-ngutuk keadaan, bagi kamu yang sulit menerima kegagalan, atau bagi kamu yang kesel karena crush-nya ga pekaan mulu. Wahh.. penasaran kan apa itu dikotomi kendali? Yuk kita kupas tuntas di artikel ini!

Buat kalian yang hobi baca buku pasti udah ga asing sama istilah filosofi teras. Istilah yang menjadi judul karya buku Henry Manampiring ini laris dan banyak diperbincangkan. Bahkan, gaya hidup filosofi teras juga sedang menjadi tren.

Meski tren, kamu ga perlu ikut-ikutan ya, Venners. Nanti jadinya kamu fomo (fear of missing out) loh, hmm ga baik yaa. Fomo? Apa lagi tuh? Wah, itu jadi pembahasan di lain artikel aja ya Venners hihihi. Tapi nih ya, filosofi teras ini emang pantes jadi tren karena manfaatnya banyak banget buat kehidupan kita. Makanya, kamu perlu mencoba memperlajari dan menerapkannya nih, Venners!

Oke.. apa sih filosofi teras itu? Filosofi Teras merupakan nama yang digunakan Henry Manampiring untuk menyebut filosofi stoicism atau stoikisme. Orang-orang yang menganutnya dinamakan orang stoik. Kamu kenal Adam Smith? Atau Raditya Dika? Mereka adalah salah satu orang stoik itu. Banyak nama-nama hebat dan terkenal yang juga menganut filosofi ini. 

Banyak prinsip yang bisa kamu terapkan dari filosofi ini, salah satunya adalah dikotomi kendali. Dikotomi kendali berbicara mengenai kendali dalam kehidupan. Dalam hidup ini, segalanya terbagi menjadi dua hal: sesuatu yang berada dalam kendali kita dan sebagian lagi di luar kendali kita.

Ada banyak hal yang ga bisa kita kendalikan dalam hidup karena yang bisa kita kendalikan hanyalah dua: pikiran atau opini, dan sikap juga tindakan kita. Di luar keduanya, semua bukan lagi kendali kita. Pacar kamu, keluarga kamu, cuaca hari ini, nasib bangsa, bahkan kesehatanmu pun bukan kendali kamu. 

Ketidakmampuan kita memisahkan itu kadang jadi malapetaka. Ga jarang pula, ekspektasi kita akan sesuatu malah  memperburuk keadaan. 

Misalnya, kemarin kamu ada ujian matematika, tapi sayangnya nilai ujianmu ternyata jelek. Tanpa rem, kamu pun mulai menyalah-nyalahkan orang lain, “Ini gara-gara adek sih. Coba aja kalo kemarin ga berisik, aku pasti bisa fokus belajarnya terus nilainya bagus.”  Suasana rumah yang ga kondusif kemudian jadi validasi kegagalanmu tadi, kamu kesel sama mereka.

Contoh lain, besok kamu ada janji ketemuan sama crush. Ciee cieee ketemuan, ahahaha. Kamu udah cantik dan ganteng nih pake baju paling terbaik, eh tiba-tiba siang itu hujan. Kamu pasti menggerutu, kan? Kamu kesel, sedih, karena gara-gara hujan kamu ga jadi ketemuan, kan? 

Hmmm, sadar ga sih Venners, kejadian tadi sebenernya bisa kamu sikapi dengan baik kalo kamu tau apa yang bisa kamu kendalikan dan apa yang tidak. Kenyataan juga akan lebih bisa kita terima kalo kamu ga banyak ber-ekspektasi. Gini loh, kamu tau kan suara berisik adek itu bukan kendali kamu? Alih-alih nyalahin adik kamu, kamu harusnya nyari cara lain supaya bisa tetep belajar dengan fokus, misalnya waktu adik kamu lagi tidur.

Terus, kamu juga ga bisa kan nyalahin cuaca yang jelas-jelas bukan kendali kamu? Makanya kamu perlu memikirkan kemungkinan terburuknya, jangan berekspektasi besok cuaca cerah terus kamu bisa jalan-jalan dengan tenang sama doi. Coba deh, kalo kamu ngga berharap gitu, kamu mungkin sedihnya biasa aja, keselnya ga kesel banget. 

Menyalahkan diri sendiri dan keadaan itu ga baik loh, Venners! Nah, dengan dikotomi kendali kamu akan lebih menerima apa yang terjadi, ngga lagi marah dan nyalah-nyalahin. Dengan dikotomi kendali juga kamu ga bakal banyak ber-ekspektasi atau overthinking. Ga sedikit orang yang overthinking: besok acaranya lancar ga ya, aku bisa menang ga ya, dia suka ga ya sama aku, dan masih banyak lagi. Kamu tau, itu semua bukan kendali kamu.

Percaya deh Venners, dengan dikotomi kendali dari filosofi teras ini kamu akan lebih memandang bahwa hidup memang berjalan sebagaimana mestinya. Berusaha dengan keras untuk mencapai sesuatu memang kewajiban kita. Tapi, apa yang akan kamu dapatkan nanti bukan lagi sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Kamu hanya bisa mengendalikan pikiran dan tindakanmu, yakni dengan tidak banyak berekspektasi, tidak perlu overthinking, memaksimalkan upaya, dan menerima realita yang seharusnya. 

Dengan begitu, hidup akan menjadi lebih ringan. Beban di pundak dan pikiranmu mulai berkurang. Kamu ga lagi cemas, stress, merasa useless, depresi, dan lainnya. Filosofi ini baik untuk kesehatan mentalmu, Venners!

Penulis: Lugina Nurul Ihsan

Edvan Global Link,
Your Education and Career Planning Partner

Yuk baca info menarik lainnya!


#Ed-Insight #Insight

One Response

  1. So pada dasarnya dikotomi kendali itu sesuatu yg harus diterapkan if you end me tidak mau stress disetiap situasi buruk dan kita harus kurangkan ekspetasi yg berlebihan.sy sedikit bertanya mbak/mas kira2 orang yg gila itu gimana apakah dikotomi kendalinya not have?.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

;